MENGATASI KEBOSANAN
MENGATASI KEBOSANAN
Nehemia 12:27-43
Meski kita SANGAT SUKA dengan SATU MASAKAN, jika kita MAKAN MASAKAN itu SETIAP HARI, LAMA-LAMA kita pasti akan BOSAN.
TIDAK HANYA HAL yang ENAK, HAL yang BAIK juga bisa membuat kita BOSAN.
Misalnya: IBADAH, kita mungkin TETAP DATANG ke GEREJA, tapi saat IBADAH berlangsung, kita merasa "KOSONG" atau HAMPA.
Saat MENDENGARKAN KHOTBAH yang dibawakan dengan KURANG MENARIK, kita merasa BUANG-BUANG WAKTU berada di sana.
KEBOSANAN memang HAL ALAMI, tapi BUKAN BERARTI kita lalu MEMBIARKAN KEBOSANAN itu.
BOSAN adalah PERASAAN, sama seperti MARAH, SENANG, dll.
APA yang MEMBOSANKAN bagi KITA bisa jadi MENARIK bagi ORANG LAIN.
APA yang HARI ini terasa MEMBOSANKAN bisa jadi KEMARIN terasa SANGAT MENARIK untuk kita.
Karena itu, KEBOSANAN adalah HAL yang harus bisa kita KENDALIKAN, CARANYA:
1. Melakukan JEDA.
Ini HAL yang UMUM dilakukan orang.
Kita JENUH BEKERJA, lalu kita CUTI, LIBURAN, atau ISTIRAHAT di rumah.
Dalam IBADAH, ini BUKAN BERARTI kita ABSEN DATANG.
Tapi, kita bisa LAKUKAN misalnya dengan DATANG LEBIH AWAL, lalu AMBIL WAKTU BERDOA dan MERENUNG TERLEBIH DULU.
Di ALKITAB, kita membaca ada kata "SELA" seperti di Mazmur 3:1-3, 46:11-12, 62:9.
Di antara LANTUNAN MAZMUR, kadang diperlukan SELA atau JEDA untuk kita bisa MERESAPI dan MERENUNGKAN APA yang kita LAKUKAN.
2. PERSIAPAN (Neh. 12:30).
BOSAN BERIBADAH terjadi karena kita menganggap itu sekadar RUTINITAS.
HAL RUTIN biasanya TIDAK DISIAPKAN KHUSUS.
PANDANG IBADAH sebagai MOMEN ISTIMEWA, sehingga kita benar-benar MENYIAPKAN DIRI dan HATI kita sebelum melaksanakannya.
3. TERLIBAT.
PIHAK yang PALING MUDAH DISERANG BOSAN adalah PENONTON, BUKAN PEMAIN, PESERTA dan BUKAN PANITIA.
Karena PASIF, kita MUDAH BOSAN.
Itu sebabnya, TERLIBATLAH.
Baik TERLIBAT dalam PELAYANAN, ataupun dengan BERSIKAP AKTIF SAAT MEMUJI, BERDOA, MENDENGARKAN FIRMAN, BUKAN HANYA MENONTON dan MENUNGGU.
Komentar
Posting Komentar