MASALAH & SITUASI

 

MASALAH & SITUASI

2 Korintus 12:7-10

Kita bisa merasa KESAL atau MARAH

Namun, sebelum KEKESALAN atau KEMARAHAN kita BERTAMBAH BESAR, kita seharusnya BERTANYA terlebih dulu kepada DIRI SENDIRI.

APAKAH hal yang membuat kita KESAL ini adalah sebuah MASALAH atau SITUASI?

Jika itu adalah MASALAH, PERCAYALAH bahwa pasti ada SOLUSINYA.

SOLUSI itu mungkin membuat kita harus MENGELUARKAN LEBIH BANYAK ENERGI, KONSENTRASI, atau BIAYA.

Kita bahkan bisa ARAHKAN ENERGI dari RASA KESAL itu untuk MENEMUKAN SOLUSI itu.

MASALAH bisa kita UBAH, tapi TIDAK dengan SITUASI. 

Kita TAK BISA MENEMUKAN SOLUSI dari sebuah SITUASI.

Atau MENGUBAH SITUASI itu membutuhkan USAHA yang TERLALU BESAR, dan bisa dibilang MUSTAHIL kita LAKUKAN.

Contoh, OMZET kita MENURUN, bisa karena MASALAH tapi bisa juga karena SITUASI.

Jika diakibatkan banyaknya KONSUMEN yang KECEWA dengan LAYANAN kita atau PRODUK kita yang TIDAK SESUAI EKSPEKTASI, maka itu adalah MASALAH.

Kita bisa MENGATASINYA walau dengan ENERGI dan BIAYA EKSTRA.

Namun, jika karena PANDEMI, karena KRISIS EKONOMI secara NASIONAL bahkan GLOBAL, maka itu adalah SITUASI.

MARAH dengan SITUASI sering kali TAK TERLALU BERGUNA.

Orang menjadi MARAH atau JENGKEL karena ia TIDAK MENDAPAT sesuatu sesuai BAYANGAN dan EKSPEKTASINYA (BEDA dengan HAUS atau LAPAR yang segera HILANG begitu kita MINUM/MAKAN). 

Oleh sebab itu, kita bisa MEMILIH untuk MARAH atau TIDAK dengan MENGUBAH EKSPEKTASI kita.

Dan jika kita TIDAK BISA MENGUBAH SITUASI yang ADA, daripada MARAH atau MENGELUH, akan LEBIH BIJAK jika kita MENCARI CARA agar kita bisa PULIH dari SITUASI BURUK itu, atau LEBIH FOKUS kepada MASALAH LAIN yang ada di depan kita.

Ketika Paulus tahu bahwa DURI dalam DAGINGNYA akan tetap ADA, ia TIDAK MARAH.

Tapi, Paulus MEMILIH untuk tetap MENGARAHKAN FOKUS kepada PELAYANANNYA, bahkan ia pun tetap BERSUKACITA karena PERCAYA bahwa KEBAIKAN TUHAN akan DINYATAKAN melalui KEADAANNYA itu.