POWER OF PAUSE
POWER OF PAUSE
Pengkhotbah 3:1-15
Banyak orang menyamakan melakukan NEGOSIASI dengan BERDEBAT atau bahkan BERTENGKAR.
Contoh, menganggap CARA MEMENANGKAN NEGOSIASI adalah jika bisa LEBIH BANYAK mengemukakan DATA, FAKTA, dan INFORMASI daripada orang lain.
Dalam DEBAT, mungkin itu STRATEGI yang BERHASIL.
Ada juga yang BERNEGOSIASI dengan MENINGGIKAN NADA SUARA, sering MEMOTONG UCAPAN lawan bicara, berusaha BICARA LEBIH BANYAK, bahkan berusaha agar kita yang BICARA PALING AKHIR.
Itu semua yang dilakukan ORANG yang BERTENGKAR, TUJUANNYA adalah untuk MENEKAN dan MENUNJUKKAN DOMINASINYA atas orang lain.
Tapi, NEGOSIASI BUKAN SEPERTI ITU.
TUJUAN NEGOSIASI BUKAN agar SALAH SATU PIHAK MENANG dan PIHAK LAIN KALAH.
Tapi agar KEDUA BELAH PIHAK mencapai KATA SEPAKAT, dan sama-sama merasa TIDAK DIRUGIKAN.
Namun, ada kalanya orang cenderung untuk INGIN TERUS BICARA dan BICARA saat BERNEGOSIASI.
Mungkin mereka ingin agar LAWAN BICARA:
- Benar-benar MEMAHAMI SUDUT PANDANG dan KEMAUAN mereka.
- TAK PUNYA PILIHAN selain MENYETUJUI TAWARAN mereka.
Tapi, TERLALU BANYAK BICARA ini bisa jadi BUMERANG.
Orang bisa merasa Anda TERLALU MEMAKSA, berusaha INGIN MENGATUR, dan MENJENGKELKAN mereka.
Nah, SIAPA yang mau membuat KESEPAKATAN dengan orang seperti itu?
BUKAN BERARTI kita lalu LEBIH BANYAK DIAM saat BERNEGOSIASI.
Namun, dalam NEGOSIASI, DIAM atau ambil JEDA sebelum berkata-kata adalah salah satu STRATEGI AMPUH.
Saat JEDA, kita bisa MENGONTROL DIRI, kita INGAT lagi TUJUAN kita, kita POSISIKAN diri kita ke TEMPAT yang TEPAT, kita JERNIHKAN PIKIRAN, kita PIKIRKAN STRATEGI yang LEBIH TEPAT, dll.
Kadang, JEDA HENING SEJENAK ini juga menciptakan SITUASI di mana LAWAN BICARA jadi merasa harus LEBIH BANYAK BICARA sehingga kita bisa MENGGALI INFORMASI LEBIH DALAM darinya.
Pada intinya adalah TAHU KAPAN WAKTUNYA DIAM dan KAPAN WAKTUNYA BICARA, KAPAN WAKTUNYA MENDENGARKAN dan MENYERAP INFORMASI, dan KAPAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT.
Jika kita tahu KAPAN MELAKUKANNYA, bahkan DIAM pun akan BERDAMPAK BESAR.
Komentar
Posting Komentar