MAKAN BERSAMA TUHAN

 

MAKAN BERSAMA TUHAN

Yohanes 6:25-59, Matius 5:6

MAKAN BUKAN sekadar AKTIVITAS yang kita lakukan untuk BERTAHAN HIDUP, tapi juga berkembang menjadi SARANA untuk MENJALIN RELASI, MEMBANGUN KEPERCAYAAN, juga sebagai HIBURAN (itu sebabnya kita suka MAKAN ENAK), hingga sebagai IDENTITAS SOSIAL.

Maka, di kebanyakan rumah dan keluarga, ada TEMPAT KHUSUS untuk MAKAN.

Ada RUANG MAKAN, MEJA MAKAN, juga JAM MAKAN.

FIRMAN TUHAN juga sering dilambangkan sebagai MAKANAN.

Saat diminta Iblis mengubah BATU menjadi ROTI, YESUS membandingkan ROTI dengan FIRMAN TUHAN (Mat. 4:4).

YESUS berkata, MAKANAN-NYA adalah melakukan KEHENDAK BAPA (Yoh. 4:34) juga menyebut diri-NYA sebagai ROTI HIDUP (Yoh. 6:35).

Paulus juga menggambarkan PENGAJARAN FIRMAN sebagai MAKANAN (1 Kor. 3:2).

Semua menunjukkan betapa pentingnya kita MERENUNGKAN, MENGERTI dan MELAKUKAN FIRMAN-NYA.

MERENUNGKAN FIRMAN BUKAN hanya PENTING agar MANUSIA ROHANI kita bisa tetap HIDUP dan BERTUMBUH, tapi juga sebagai cara MEMBANGUN RELASI dengan ALLAH.

Maka, jika kita punya WAKTU KHUSUS, bahkan TEMPAT KHUSUS untuk MAKAN, ALANGKAH BAIK jika itu juga kita lakukan dalam hal MAKAN MAKANAN ROHANI.

Memang di zaman MULTITASKING seperti saat ini, kita juga sering melihat orang MAKAN SAMBIL MELIHAT GADGET, MEMFOTO MAKANAN sebelum dimakan dan DIUNGGAH ke MEDSOS, bahkan orang MAKAN SAMBIL MENYETIR, dsb.

GODAAN serupa pun kita alami saat MERENUNGKAN FIRMAN.

Kita menjadikan SAAT TEDUH sebagai KEGIATAN SEPINTAS lalu, kita MELAKUKANNYA SAMBIL MELAKUKAN HAL LAIN.

Atau SAAT TEDUH sekadar kita jadikan BAHAN UNGGAHAN di MEDSOS saja.

BERSAAT TEDUH adalah WAKTU untuk kita MAKAN SEMEJA dengan ALLAH.

Di saat itulah, kita MEMBANGUN HUBUNGAN dan KOMUNIKASI kita dengan-NYA.

Kita mau MENDENGARKAN DIA, dan kita juga bisa MENGUTARAKAN ISI HATI kita.

Ada KEAKRABAN, tapi juga HORMAT.

Kita tidak hanya MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI, tapi terlebih kita mau MEMIKIRKAN KEHENDAK-NYA, sehingga HIDUP kita SELARAS dengan-NYA.