PROBLEM SOLVER
PROBLEM SOLVER
Daniel 4
Berbagai MEDIA jadi SARANA untuk menyalurkan KRITIK kepada pemerintah, mulai PROTES HALUS sampai KRITIK SUPER PEDAS.
DALIHNYA adalah menggunakan MEDIA sebagai ALAT KONTROL SOSIAL.
KRITIK itu BAIK, sejauh didasari dengan NIAT yg BAIK pula.
Namun sayangnya banyak orang hanya BERHENTI sampai di situ saja, pada tahap menunjukkan apa yg SALAH saja.
Hanya segelintir orang yg mau mikir untuk MENCARI SOLUSI atas MASALAH tersebut atau menjadi PROBLEM SOLVER.
Dunia kita BERLIMPAH dengan KRITIKAN, tapi hanya tersedia SEDIKIT SOLUSI.
Orang-orang bisa BERTERIAK LANTANG untuk menunjukkan mana yg KURANG, tapi orang yg sama bisa tiba-tiba SENYAP jika dimintai SOLUSINYA.
Banyak karyawan bisa sedemikian GARANG saat menyampaikan KRITIK.
Tapi tiba-tiba MELEMPEM saat ditanya JALAN KELUARNYA.
Bukan TIDAK BOLEH menyampaikan KRITIK.
Namun, SEBELUM kita menyampaikan KRITIK mestinya kita juga sudah memikirkan SOLUSI apa yg bisa kita USULKAN untuk MENGATASI MASALAH tersebut.
Ini namanya KONSEKUEN.
BERANI MENGKRITIK, tapi juga BERANI ikut MENCARIKAN SOLUSI.
BERANI MENGKRITIK, tapi juga BERKONTRIBUSI.
Melalui HIKMAT yg diterimanya, Daniel menyatakan ARTI MIMPI Nebukadnezar tanpa ditutup-tutupi lagi.
Secara tidak langsung, itu merupakan KRITIKAN terhadap Nebukadnezar yg meninggikan diri.
Namun Daniel juga memberi NASIHAT (SOLUSI) kepada Nebukadnezar (ay 27).
Secara tidak langsung Goethe, penyair Jerman, berkata, "MENGKRITIK TANPA MEMBERI DORONGAN adalah pertanda sikap MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI."
Jangan sampai KRITIK yg kita sampaikan hanya berdasar pada SIKAP untuk MEMUASKAN EGO kita saja.
Itu tidak akan mengubah KEADAAN.
Pikirkan SOLUSI apa yg mungkin bisa menolong orang tersebut MENGATASI MASALAHNYA.
SUDAHKAH kita menjadi PENGKRITIK yg TAJAM, tapi juga menjadi PROBLEM SOLVER yg HANDAL?
“JANGAN hanya PINTAR MENGKRITIK, tapi PINTARLAH juga dalam MEMBERI SOLUSI.”
Komentar
Posting Komentar