TANPA SAINGAN?

 



TANPA SAINGAN?

1 Korintus 9:24-27


Sebagian orang mengatakan BISNIS yang PALING MUDAH dan NYAMAN adalah BISNIS TANPA SAINGAN. 


Ketika hanya kita SATU-SATUNYA PEMAIN di BISNIS itu (yang MENJUAL PRODUK X), maka: 


- Kita bisa menentukan HARGA dan STANDAR SESUKA HATI kita.


- Orang pasti akan OTOMATIS MENCARI kita, TIDAK PERLU kita yang MENCARI mereka.


APAKAH memang ADA BISNIS seperti itu?


ADA!


Jika kita MENJUAL MASAKAN dari BAN BEKAS atau dari KERTAS KORAN, maka TAK AKAN ADA PESAING di bidang itu.


Jika kita BISNIS JASA MENGHITUNG JUMLAH SEPATU yang dipunyai seseorang, maka TAK ADA juga PESAING di situ.


Ya, TAK ADA PESAING untuk JENIS USAHA di mana TIDAK ADA yang MAU MEMBELI.


Namun, akan selalu ada PERSAINGAN, bahkan PERSAINGAN KETAT, jika BISNIS itu MENYEDIAKAN SESUATU yang benar-benar DIBUTUHKAN masyarakat.


Nah, APAKAH kita MENCARI BISNIS yang sekadar MUDAH DIJALANKAN atau yang PUNYA PROSPEK BAGUS?


Jika kita MENCARI BISNIS yang punya PROSPEK BAGUS, maka SALAH SATU CIRINYA adalah akan ADA PERSAINGAN di situ.


PERSAINGAN adalah TANDA bahwa PRODUK yang DIJUAL oleh BISNIS itu bisa menjawab KEBUTUHAN masyarakat banyak.


PERSAINGAN atau KOMPETISI seharusnya TIDAK UNTUK DIHINDARI.


Namun LIHATLAH PERSAINGAN itu sebagai PETUNJUK bahwa ada sebuah KEBUTUHAN atau MASALAH yang harus DIATASI.


TUGAS kita kini adalah untuk bisa TERJUN di KOMPETISI itu dengan sebuah SOLUSI yang LEBIH BAIK dari yang lain.


Ketika kita bisa muncul di tengah PERSAINGAN dengan MENAWARKAN sesuatu yang LEBIH MENJAWAB KEBUTUHAN masyarakat, maka otomatis kita akan punya KEUNGGULAN dibanding yang lain. 


Dalam renungan ini, Paulus juga memberi NASIHAT yang TEPAT mengenai MENYIKAPI KOMPETISI: MENJADI yang TERBAIK, MENGUASAI DIRI, dan FOKUS ke TUJUAN.


MEMBERI SOLUSI atas KEBUTUHAN masyarakat seharusnya menjadi TUJUAN UTAMA kita BERBISNIS. 


TUJUAN seperti itu akan membuat kita MENGHASILKAN PRODUK BERKUALITAS, TEPAT SASARAN, dan MEMACU kita terus BERINOVASI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OMBAK DAN SELANCAR

BERPIKIR KRITIS

MELADENI PERBANTAHAN?